Cari Blog Ini

Senin, 07 November 2011

Cerpen ---> Because, I Love You

haiiii aku datang lagi :D
kali ini bawa cerpen,, buatan ku ama temen ku *senggolmitha :D

c
e
k
i
d
o
t


Aren P.O.V

Lagi-lagi ruang serba putih ini yang aku temui. Yaa,, ruang rawat rumah sakit. Ini sudah untuk ketiga kalinya aku menginjakkan kaki di rumah sakit ini. Penyakit itu yang menyebabkan aku berada disini, kanker darah stadium akhir. Padahal aku tidak pernah merasakan gejala apapun. Kata dokter, itu karena kekebalan tubuhku.
Author P.O.V
“mama” gumam aren lirih.
“aren ? kamu udah sadar sayang ?” tanya mama rinda, matanya sembab, seperti habis menangis lagi. Aren mengangguk pelan.
“aren kenapa ma ?” tanya aren pelan.
“tadi penyakit kamu kambuh lagi sayang” jawab mama rinda. Airmata kembali membasahi pipinya.
“ma, udah dong ma,, jangan nangis,, aren gag papa kok” kata aren lirih. Airmata pun mulai membasahi pipinya, tapi dengan segera dia menghapusnya agar mamanya tidak bertambah sedih.
“ma,, aku mau pulang” pinta aren.
“tapi sayang, kamu masih sakit,, kamu ikut kemo yaa” suruh mama rinda.
“enggak ma,, percuma,, aren mau pulang aja” tolak aren.
“tapi sayang,,,,,”
“ma,, plisss,, jangan sekarang deh,, aren janji deh, kalau misalnya aren kambuh sekali lagi aren bakalan kemo” janji aren.
“janji yaa ?” tanya mama rinda.
“iaa, aren janji” jawab aren mantab.
“kamu tunggu disini,, biar mama izin kamu pulang dulu ama dokternya” suruh mama rinda. Aren hanya mengangguk pelan.


Keesokan Harinya,,
@kelas XI IPA 4
“ren,, lo kemarin kenapa sihh ?” tanya keke ketika aren masuk ke dalam kelas.
“biasa lahh ke” jawab aren singkat.
“isshh lo tuh bandel yaa,, kan udah gue bilang jangan sampai lo kecepekan lagi,, ikut  kemo dehh ren” suruh keke.
“ntar deh,, gue udah janji ama mama gue kalau misalnya kambuh lagi baru gue ikut kemo,, tapi kayaknya percuma juga,, udah stadium akhir” jawab aren lirih.
“yang sabar yaa ren,, semangat !!” kata keke sambil mengusap punggung aren. Aren hanya tersenyum tipis.
Tak lama bel masuk pun berbunyi dan buk winda pun masuk di kelas XI IPA 4.
“pagi anak-anak” sapa buk winda.
“pagi buukkk” jawab semua murid XI IPA 4.
“baiklah,, kita lanjutkan pelajaran,, hari ini kita masuk bab baru, yaitu meneliti virus yang menyerang berbagai tumbuhan,, dan ibuk akan membentuk kalian menjadi beberapa kelompok untuk penelitian itu” jelas buk winda.
“pilih sendiri aja deh buk” celetuk ray.
“tidak,, ibuk yang menentukan” tolak buk winda. Ray hanya bisa mendengus  pasrah.
“baiklahh,, mohon di catat nama anggota kelompoknya,, kelompok pertama tian, riko,sion, angel, zevana dan dea,, kelompok kedua ray, deva, ozy, acha, keke dan aren,, kelompok ketiga rio, gabriel, alvin, sivia, ashilla dan ify,, kelompok keempat lintar, daud, rizky, nova, ourel dan silvia,, dan kelompok kelima cakka, kiki, irsyad, agni, rahmi, dan gita” kata buk winda. Semua pun hanya bisa mendengus pasrah dengan pilihan buk winda.
“yesss kita sekelompok ren” kata keke dan acha kompak. Aren tertawa kecil melihat kelakuan kedua sahabatnya tersebut.
“tugas dikumpulkan paling lambat minggu depan yaa” kata buk winda.
“iaaa bukkk” jawab semua murid XI IPA 4 kompak.
“sekarang duduk menurut kelompok yang sudah ibuk bagikan tadi dan kerjakan lks halaman 18 sampai 21,, jangan ada yang ribut,, ibuk ada urusan” perintah buk winda.
“baikk bukk”
Lalu semua pun mulai duduk menurut kelompok yang sudah diberikan tadi dan buk winda pun keluar dari kelas XI IPA 4.
*kelompok aren*
“kapan nihh kita mulai penelitiannya ?” tanya deva mewakili semuanya.
“tunggu dulu dehh,, emang ketua kelompok kita siapa ?” tanya ozy.
“ray” jawab acha, keke dan aren kompak.
“setuju !!” kata deva dan ozy semangat. Sedangkan ray melotot kaget.
“ehh gue gag setuju,, kok gue sihh ? ogah !!” tolak ray.
“ayolahh ray,, lo aja yaaa,, yayaya ?” pujuk ozy.
“ogahh” tolak ray lagi.
“jadi ketua atau gue suruh oik putusin lo ?” ancam keke. Oik adalah sepupu keke.
“ahh lo mahh ngancam ke,, ia dehh” jawab ray pasrah. Sedangkan yang lainnya ber-tos ria.
“oke,, kapan kita mulai penelitiannya ?” tanya deva lagi.
“ntar pulang sekolah gimana ?” tanya ray.
“boleh deh” jawab yang lain kompak.
“ren,, lo istirahat aja deh,, ntar lo drop lagi,, kita gag papa kok” suruh keke.
“ia ren,, gag papa kok” kata acha.
“enggak ah,, gue mau ikut” kata aren.
“tapi ren,,,,,”
“plisss gue ikut yaaa,,” pinta aren dengan wajah melasnya.
Mereka semuapun langsung bertatapan bingung.
“yaudahh deh,, lo ikut,, tapi beneran gag papa ? ntar lo kecapekan” tanya ray mewakili semuanya.
“enggak kok,, jangan gituin gue dong,, ntar yang ada nyesal deh gue udah ngasih tau kalian” kata aren.
“iaa deh” jawab yang lain pasrah.


Pulang Sekolah,,
@hutan kota
“et dah ray,, lo milih tempat yang bagusan dikit dong,, masa’ hutan kota sihh” gerutu deva.
“bawel lo,, biasanya nihh yaa, di hutan gini banyak tuhh” jawab ray. Deva hanya mendengus pasrah, sedangkan yang lain cekikikan.
“ehh ray,, yang itu bukan ?” tanya ozy sambil menunjuk sebuah tanaman.
“iaa,, ambil gihh” suruh ray.
“ogahh,, lo aja” tolak ozy.
“ambil atau,,,, cha, putusin ozy” suruh ray santai. Ozy langsung melotot kaget.
“iaa iaa gue ambil” kata ozy pasrah.
“eittsss nihh,, pakek nohh sarung tangan,, ntar kalau lo sentuh jadi tambah bervirus tuhh tanaman” kata ray sambil melempar sepasang sapu tangan.
“sialan lo” gerutu ozy.
“huu sembarangan lo,, gue si ray,, bukan si alan,, hahhaha” jawab ray ngakak.
“issshhhh” dengus ozy.
BRUKK,,
“aren” pekik acha dan keke. Ozy, ray dan deva langsung menoleh ke arah mereka.
“aren” pekik ozy, ray dan deva. Lalu mereka pun segera menghampiri acha, keke dan aren.
“ehh pegangin tas gue” suruh ray sambil menyodorkan tasnya. Deva langsung menerimanya. Sedangkan ray langsung menggotong aren dan mereka segera ke rumah sakit.
@rumah sakit
“mana aren ?” tanya mama rinda panik.
“masih di dalam tante” jawab keke pelan. Tante rinda pun langsung terduduk di kursi tunggu dan ia pun menangis. Tak lama, dokter pun keluar.
“keluarga aren nadya” panggil dokter itu. Mama rinda pun segera menghampiri dokter tersebut.
“saya dok,, saya mamanya,, gimana keadaan anak saya ?” jawab dan tanya mama rinda.
“sebaiknya aren ikut kemo bukk,, selagi masih bisaa” saran dokter itu.
“baiklah dok,, nanti akan saya bujuk aren” jawab mama rinda.
“baiklah,, pasien bisa di jenguk setelah di pindahkan ke ruang rawat biasa” kata dokter itu lalu segera pergi kembali ke ruangannya.


@ruang mawar 5
“ren,, kamu ikut kemo yaa” suruh mama rinda. Aren hanya mengangguk pasrah. Mama rinda tersenyum tipis.
“tante titip aren sebentar yaa” kata mama rinda. Ozy, deva, ray, keke dan acha mengangguk. Lalu mama rinda pun pergi menuju ruangan dokter tadi.
“ren,, semangat yahh,, optimis” kata keke memberi semangat. Aren mengangguk sambil tersenyum tipis.
“woyy,, tiga serangkai,, semangatin aren nape” suruh acha. Ozy, deva dan ray pun mengangguk lalu,,,,,
“satu,,,, dua,,,, tiga,,,,” ray memberi aba-aba.
“GO AREN,, GO GO AREN,, GO AREN,, GO GO AREN” teriak ozy, deva dan ray. Aren tertawa melihat tingkah mereka, sedangkan acha dan keke cengo.
PLETAKK,,
PLETAKK,,
PLETAKK,,
“awww” ringis ozy, deva dan ray.
“lo nyemangatin atau apaan sihh ? lo kita aren mau lomba basket” omel acha setelah menjitak mereka satu per satu.
“nah lho,, kan lo sendiri tadi yang nyuruh kita nyemangatin aren,, ya kita bisanya kayak gitu” jawab deva yang diangguki oleh ozy dan ray.
“iaa tapi kan gag harus gitu” sungut acha kesal. Sedangkan yang lainnya terkekeh pelan.



“argghhh mamaaaa,, sakiiittt” rintih aren. Aren sedang menjalani kemoterapi yang ketiga.
“sabar sayang” gumam mama rinda.
“udah dok ?” tanya mama rinda.
“udah buk,, tapi tunggu sekitar 5 menit yaa,, baru aren boleh kembali ke kamarnya” jawab dokter itu.
“dok,, boleh gag aku main ke taman ? aku bosan di kamar terus” tanya aren.
“boleh saja,, asal jangan sampai kamu kecapekan,, karena itu bisa membuat penyakitmu kambuh” jawab dokter itu.
“makasih dok,, ma, boleh kan ?” tanya aren ke mama rinda. Mama rinda mengangguk sambil tersenyum tipis.
“tapi pakai kursi roda yaa” kata mama rinda.
“enggak ahh,, sama aja kali ma,, aku bisa kok jalan”tolak aren. Mama rinda hanya tersenyum tipis. Memang anaknya yang satu ini keras kepala.
“udah boleh kan dok ? udah lewat 5 menit nihh” kata aren.
“udahh,, hati-hati yaa” jawab dokter itu.
“sipp dok” jawab aren. Lalu aren pun langsung pergi ke taman rumah sakit.

@taman
“kau seperti nyanyian dalam hatiku yang memanggil rinduku padamu,, seperti udara yang ku hela kau selalu adaaa”
“bagus banget” gumam aren ketika mendengar nyanyian seseorang. Arenpun mengedarkan pandangannya dan mendapati seorang cowok yang tengah duduk di bawah pohon sambil memetik gitar di pangkuannya. Aren pun memutus untuk menghapiri cowok itu.
“hai” sapa aren. Cowok itu tersentak kaget.
“sorry buat lo kaget,, suara lo bagus” puji aren.
“makasih” jawab cowok itu.
“nama lo siapa ?” tanya aren lalu duduk di samping cowok itu.
“obiet,, lo ?” jawab dan tanya cowok itu.
“aren” jawab aren.
“ohh nama lo bagus” puji cowok itu.
“makasih” jawab aren.
“lo sakit yaa ?” tanya obiet.
“iaa,, lo juga ?” jawab dan tanya aren.
“iaa,, mata gue,, semuanya gelap” jawab obiet.
“ohh ehmm sorry yaa,, gue gag tau” kata aren.
“it’s oke,, ngomong-ngomong lo sakit apa ?” jawab dan tanya obiet.
“kanker darah stadium akhir” jawab aren lirih.
“ohh,, ikut kemo ?” tanya obiet lagi.
“iaa,, barusan” jawab aren.
“semangat yaa,, mudah-mudahan lo sembuh” kata obiet.
“iaa,, mudah-mudahan” gumam aren.
“hmm gue boleh nanya gag biet ?” tanya aren ragu.
“boleh,, apa ?” jawab dan tanya obiet.
“hmm,, lo kok bisa hmm yahh lo ngerti kan maksud gue” kata aren.
“kecelakaan,, 3 hari lalu” jawab obiet.
“ohh gitu,, tapi lo hebat,, walaupun lo gag bisa liat lagi tapi permainan gitar lo bagus banget” puji aren.
“makasih” kata obiet.
“iaa” jawab aren. Lalu merekapun melanjutkan obrolan. Walaupun baru kenal, tapi kelihatan seperti sudah berteman lama, akrab.


Keesokan Harinya,,
@ruang mawar 5
“AREEEEENNN” teriak seseorang lalu berhamburan kedalam pelukan aren.
“KAK SHILLAAA” pekik aren girang. Ashilla zahrantiara atau lebih akrab disapa shilla. Kakak kandung aren yang sudah lebih dari 2 tahun ini menetap di korea untuk melanjutkan kuliahnya.
“areeennn” gumam shilla. Airmata pun langsung membasahi pipinya.
“ahhh kak shilla maahhh,, jangan nangis dong,, aku ngambek nihh” ancam aren sambil melepaskan pelukannya dan memanyunkan bibirnya. Shilla tertawa kecil lalu segera menghapus airmatanya.
“hheheh udah enggak nihh,, jangan ngambek dong,, kamu tau gag kakak kesini ama siapa ?” tanya shilla.
“enggak,, ama siapa kak ?” tanya aren penasaran.
“tunggu bentar yaa” kata shilla lalu segera keluar. Tak lama, shilla pun masuk kembali dengan seorang cowok sipit di belakangnya.
“KAK ALVIIIINNNN” teriak aren girang. Cowok sipit bernama alvin itu pun langsung menghampiri aren dan memeluknya.
“haii sweety” sapa alvin. Alvin adalah kekasih shilla dan mereka telah menjalin hubungan sekitar 3 tahun.
“aahhh koko,, aren kangen” gumam aren.
“hhehehe,, koko juga kangen ama sweety” kata alvin seraya melepaskan pelukannya.
“nihh untuk sweetynya koko” kata alvin sambil memberikan kotak berukuran sedang.
“apaan nihh ko ? boleh dibuka gag ?” tanya aren.
“boleh kok” jawab alvin. Dengan semangat, aren pun membuka kotak tersebut. Ternyata isinya teddy bear berukuran sedang.
“ihhh lucuuu,, makasihh koko” kata aren.
“iaa,, apa sihh yang enggak buat sweety” kata alvin.
“sstt koko,, ntar ada yang envy lho” goda aren sambil melirik jail kakaknya.
“apa lirik-lirik ?” tanya shilla. Aren dan alvin pun langsung tertawa.
“ahh koko,, kak shillanya ngambek tuhh,, rayu gihh” suruh aren. Alvin pun mendekati shilla.
“shilla” panggil alvin.
“apa ?” tanya shilla jutek.
“yeee masa’ ama adek sendiri cemburu sihh ?” tanya alvin.
“siapa yang cemburu ? enggak tuh” jawab shilla.
“masa’ sihh ?” goda alvin.
“apaan sihh” gumam shilla sambil tersenyum malu. Sontak aren dan alvin pun tertawa.
“ehh lagi ramai yaa” kata seseorang di ambang pintu. Semua pun langsung menoleh.
“ehh elo biet” kata aren.
“kak,, tolongin gihh” gumam aren pada alvin. Alvin bingung,, tolongin apa ?
“dia,,,,,,” gumam aren sambil nunjuk matanya. Alvin yang mengerti langsung menghampiri obiet dan membantunya ke arah aren.
“makasihh” kata obiet.
“biasa aja kali,, pacarnya aren yaa ?” tanya alvin jail.
BUKK,,
“sembarangan lo ngomong” kata aren galak setelah melempar alvin dengan bantal.
“hhehehe” alvin cengar-cengir gaje sambil ngelus kepalanya yang menjadi sasaran lemparan mendadak dari aren.
“nyeh elo biet,, bukannya tongkat yang dibawa ini malah gitar” kata aren sambil memperhatikan gitar yang sedari tadi di jinjing obiet.
“hhehehe gitar hidup gue ren,, lagian gue mau coba gag bergantung ama tuhh tongkat” kata obiet.
“ohh  gitu,, nyanyi yukk,, koko, nyanyi yaa” pinta aren.
“mau nyanyi apa sweety ?” tanya alvin.
“jangan menyerah,, lo bisa kan biet ?” jawab dan tanya aren.
“bisaa dong,, mulai yaa” kata obiet sambil memulai memetik gitarnya.
Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali sgala yang telah terjadi

Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi

Reff 1 : Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Repeat reff 1

Reff 2 : Tuhan pastikan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak pernah putus asa

Repeat reff 1
Repeat reff 2
“waahh suara koko lo bagus ren” puji obiet.
“makasih,, nama gue Alvin” kata Alvin.
“ohh ia,, kak Alvin” gumam obiet.
“permisi,, aren, ayukk kemo” panggil seorang suster.
“iaa,, kak shilla, koko, obiet, gue kemo dulu yaa” pamit aren.
“mau gue temenin ren ?” tanya shilla.
“gag usah kak,, gue sendiri aja,, lo disini aja temenin koko ama obiet” suruh aren.
“gue langsung balik ke ruangan gue aja deh ren” kata obiet.
“ohh ya udah,, gue kemo dulu yaa” kata aren lalu pergi mengikuti suster itu, obiet balik ke ruangannya sedangkan shilla dan Alvin menunggu di ruangan aren.



Aren termenung di balkon  ruang rawatnya. Pikirannya teringat pada perkataan dokter tadi.
*FASHBACK*
“dok,, gimana ? apa sudah ada perkembangan ?” tanya aren. Diruangan itu hanya ada dokter dan aren.
“hmm,, untuk saat ini belum ada” jawab dokter itu. Sebut saja dokter gunawan.
“huhh,, berapa lama kira-kira sisa hidup saya dok ?” tanya aren lirih.
“menurut hasil pemeriksaan kira-kira 2 bulan lagi,, tapi hanya Allah swt yang tau” jawab dokter gunawan.
‘2 bulan’ batin aren.
*FLASHBACK*
Aren pun mengambil kertas dan pulpen lalu mulai menulis di kertas itu.

Keesokan harinya,,
@taman
“OBIEETTT” teriak aren. Obiet yang tengah duduk di bawah pohon langsung tersentak kaget.
“apaan sihh ren ? lo kira gue budek apa” sungut obiet kesal sambil ngusap-ngusap telinganya.
“hhehehe sorry-sorry” kata aren  cengengesan.
“ehh ren,, kata mama ada yang mau donorin matanya loh ke gue” kata obiet girang.
“ohh,, selamat deh,, kapan operasinya ?” tanya aren.
“besok,, do’ain lancer yaa,, dan gue bisa liat lo deh,, kira-kira lo cantik gag yaa ? hahhaha” goda obiet, sedangkan aren hanya tersenyum tipis.
“ehh,, bukannya sekarang lo kemo yaa ?” tanya obiet heran.
“iaa sihh,, tapi males ahh,, bosan gue,, capek” jawab aren.
“isshh bandel banget sihh lo,, kemo gihh” suruh obiet.
“ogah,, gue mau disini aja ama lo,, nyanyi dong biet” suruh aren.
“bandel ihh,, nyanyi ? ogah,, abiss lo bandel” kata obiet.
“ahh obiet mahh,, ayolahh,, untuk yang terakhir” kata aren lirih.
“hush lo ngomong apa sih ? ia ia,, reff nya aja yaa,, dengerin nihh”
“laksana di padang gersang,, dahaga membangun asa,, memuja jiwa merampas nikmat duniaa,, merasut asa,, hempaskan cinta,, dan membelenggu jiwaaa”
“bagus,, baru denger gue tuhh lagu” komentar aren.
“yaiyalah,, itu lagu ciptaan bokap gue” kata obiet.
“ohh gitu,, ehh biet, gue ngantuk nihh, capek,, pinjam bahu lo yaa” izin aren.
“silahkan” jawab obiet. Aren pun menyandarkan kepalanya dibahu obiet dan perlahan menutup matanya.
“lohh aren kok ada disini ?” tanya seorang suster .
“siapa yaa ?” tanya obiet.
“suster,, saya bawa arennya yaa” izin suster itu. Obiet hanya mengangguk pelan,,perasaannya gag enak. Suster pun memapah aren sedangkan obiet tetap terdiam di bawah pohon.



“kamu sudah siap obiet ?” tanya dokter ridwan.
“udah dok” jawab obiet mantab. Perlahan dokter itu membuka perban yang menutupi mata obiet. Yaa,, obiet sudah melakukan operasi.
“buka matamu perlahan” suruh dokter itu. Perlahan obiet pun membuka matanya.
“bagaimana ?” Tanya dokter itu.
“mama” gumam obiet setelah membuka matanya.
“ia sayang,, gimana ?” Tanya mamma rina –mama obiet-
“aku udah bisa ngeliat ma” kata obiet senang.
“syukurlah” gumam mama rina lalu menghampiri obiet dan memeluknya.
“ma,, aren mana ?” Tanya obiet. Mama rina pun melepas pelukannya dan terdiam.
“ma, kok mama diam sihh ? aren mana ?” Tanya obiet lagi.
“besok aja yaa kita ke tempat aren langsung” kata mama rina. Obiet hanya mengangguk walau pun dia penasaran.



Keesokan Harinya,,
Obiet masih saja terdiam di depan gundukan tanah yang masih baru itu. Sebuah makam dengan nisan bernama AREN NADYA.
“kenapa ren ? kenapa lo perfi setelah gue udah bias ngeliat ? padahal orang yang paling pengen gue liat setelah mama gue itu elo ren” gumam obiet.
“nak obiet” panggil seseorang yang berdiri tepat di belakang obiet. Obiet pun menoleh lalu tersenyum tipis.
“ini ada surat dari aren” kata wanita itu. Mama rinda. Obiet pun menerimanya lalu segera membukanya.

To : Obiet
>>Hai biet,, hhehehehe,, maaf L,,, maaf yaa gue gag ada saat lo udah bias ngeliat,, maaf banget,, ehh, lo nangis yaa ? hayoo ? hhahahha jangan nangis dong,, ntar gue ikutan sedih lo,,

Obiet tersenyum tipis,, perlahan airmatanyapun keluar,, tapi cepat-cepat dia menghapusnya dan melanjutkan membaca surat itu.

>>makasihh yaa lo udah mau nemenin gue J ,, dank arena lo udah nemenin gue, gue mutusin buat donorin mata gue untuk lo,, lo jaga baik-baik yaa mata gue J

“jadi,,,, ini,,,” gumam obiet lirih. Obietpun tertunduk sambil menggenggam gundukan tanah tersebut.

>>lo pasti bingungkan kenapa gue donorin mata gue buat lo ? hhehhe kata dokter yaa,, umur gue itu tinggal beberapa bulan lagi,, dan gue udah gag kuat lagi nahan semua sakitnya,, maafin gue yaa biet,, gue lakuin itu semua juga karena gue sayang ama lo,, because i love you J,, Keep smile J
From : Aren
“gue juga sayang ama lo ren,, love you too” gumam obiet dan beranjak meninggalkan pemakaman itu diiringi hembusan angin sore.




THE END


Tidak ada komentar:

Posting Komentar