Cari Blog Ini

Sabtu, 24 Desember 2011

KEKECEWAAN

bunda, heri mau berangkat dulu yaa..” heri berpamitan mencium telapak tangan bundanya.
“iya nak, hati hati ya, disekolah simak pelajaran yang diberikan guru” bundanya selalu menasehat heri sebelum pergi sekolah.
“assalamu’alaikum” pamitnya lagi “walaikum salam” bundanya menjawab salam anaknya, karena menjawab salam itu hukumnya wajib dan mendapatkan pahala karena kita telah mendoakan orang.
Heri adalah anak bunda Lisa yang ke-2 dari 3 bersaudara. Heri adalah anak rajin, patuh dan pintar. Ia selalu juara umum disekolahnya. Dan ia tidak pernah membayar uang sekolahnya karena selalu mendapatkan bea siswa dari sekolahnya, karena selain heri pintar dia juga murid kurang mampu. Saat ini heri masih duduk di kelas 3 SD.
¬¬¬¬***
Akhirnya heri lulus juga dari skolahnya, yaitu MTs N 01 Banten. Dengan nilai terbaik di sekolahnya. Heri sangat senang sekali  begitu juga dengan bundanya.
Saat tiba dirumah “bunda, heri mau lanjutin sekolah dimana bun?” tanya heri. Heri memang gak ingin sekolahnya terputus, dan mau masuk di SMA/SMK/SMU mana aja. Tetapi ia berharap sekolah di MAN 01 di dekat MTsnya. Tetapi kata bundanya sekolah MAN itu terlalu mahal buatnya, bundanya gak punya banyak uang untuk membiayainya.
“bunda, sebentar lagi heri bakal lulus MTs” heri yang baru pulanng sekolah bertanya pada undanya yang sedang mengiris bawag.
“iya, bunda tau” bundanya mengangguk mengerti, tetapi tidak melihat wajah putranya dan tetap melanjutkan mengiris bawang yang ada di tangannya.
“heri mau masuk MAN 01 boleh bun?” tanya nya penuh harap. Dan ingin sekali bundanya mengatakan iya dengan cepat, mantap dan semangat, sesemangat ia saat menjawab pertanyaan yang diberikan guru padanya. Tapi harapannya tidak terpenuhi, bunya diam begitu lama. Pertanda ibu tidak setuju dengan perkataannya.
“bun?”panggil heri mengingatkan bunda untuk menjawab pertanyaannya walaupun dia tau apa yang akan dijawab bunda.
“bukannya bunda melarang kamu untuk sekolah disana, tetapi disana itu biaya nya mahal heri” bundanya menolak permintaan.
Harapan heri pupus sudah, lalu mengajukan permintaan lagi “bagaimana kalau SMA 01?” pintanya untuk yang kelima kali, permintaan terakhirnya. Heri harap ibu menyetujuinya.
“sama saja heri, bunda tidak punya uang, adikmu kan harus sekolah” jawab bundanya.
“heri tidak boleh sekolah ya bun?” pikirnya, semua permintaannya ditolak bunda.
“bunda tidak punya uang untuk menyekolahkanmu heri” perkataan bunda membuyarkan lamunannya.
“itu artinya heri tidak melanjutkan sekolah lagi bun?” tanya nya bersedih.
Bunda menarik napas dalam dalam dan berkata “ya, bunda tidak punya pilihan lain, kamu dirumah saja menolong bunda mencetak” lega rasanya bunda setelah mengatakan itu.
Hatinya seperti terbelah dua, dia tidak bisa membayangkan kalo nanti dia tidak bisa kerja karena tdak ada ijazah SMA, dan tak tau harus bilang apa pada temannya yang bertanya “kamu mau lanjutin sekolah dimana Heri?” pertanyaan itu pasti dilontarkan teman temannya kepadanya.
Seperti habis membaca pikiran heri “kamu bilang saja pada temanmu, kalo kamu tidak melanjutkan sekolah lagi" sambung bunda.
Heri hanya tertunduk pasrah, tapi ia tidak ingin membuat bundanya marah ataupun kecewa, heri yakin bunda pasti memberikan yang terbaik untuknya.
***
Sudah lima bulan heri bekerja bersama ayah bunda dan kakaknya. Lama lama heri mulai bosan dan capek, karena anak seusianya seharusnya mendapatkan pendidikan, bukan disuruh kerja. Walaupun ia tahu, keuangan keluarganya tidak mencukupi, tapi tidak berarti heri harus bekerja.
“heri capek kerja ini terus bun, gak ada kerjaan lain yang bisa heri lakukan?” katanya membuka percakapan saat sedang berkumpul dirumah.
“kamu harus membantu bunda heri. Hanya pekerjaan ini yang bisa bunda lakukan” kata bunda.
Heri menundukkan kepalanya, ia tahu bunda tidak bisa kerja yang lain, tapi mungkin saja heri bisa melakukan sesuatu yang lain dari pada mencetak yang sehari hari ia lakukan.
“tapi heri bisa bekerja yang lain” katanya penuh percaya diri. Dengan harapan bunda akan memberinya pekerjaan yang lain.
“liburan besok, bunda akan mengantarkan kamu ke pamanmu di padang, kamu bisa bekerja sama dia heri” harapan heri kali ini dikabulkan bundanya, tetapi harus menunggu sebulan lagi.
“tidak bisa kah bunda mempercepatnya?” tanya heri lagi.
“tidak, bunda harus mengumpulkan ongkos terlebih dahulu, memangnya kamu ingin ke padang dengan jalan kaki?” bunda bertanya dengan nada bercanda.
Heri mendesah. Heri lansung pergi keluar rumah. Bunda berusaha melarangnya, tapi heri sama sekali tidak mendengarkan bunda.
***
Liburan semester hampir saja selesai namun bunda tak kunjung mengantarnya ke padang.
“bun, kapan heri ke padang?” tanya her di saat liburan hamper habis. Bundanya hanya diam, tak mengindahkan pertanyaan heri.
“liburan sudah hamper habis” lanjutnya.
“bunda belum punya uang heri” jawab bunda lembut.
“argghhh,,” heri sudah cukup merasa sabar selama sebulan ini. Ia tidak bisa menahan amarahnya, citacitanya untuk menjadi pengusaha lenyaplah sudah. “Bagaimana ingin menjadi pengusaha?” Tanyanya dalam hati. “SMA saja tidak sekolah” lanjutnya. Kini heri merasa sakit hati  pada ibunya, percuma saja ia belajar rajin ketika SD dan MTs, toh dia juga tidak sekolah lagi.  Dilemparnya semua barang yang ada di dekatnya. Hingga terjatuh.
“herii” tegur bundanya. Heri tidak mendengarkan bundanya, dan pergi keluar rumah, bunda mencegatnya, tapi tak bisa.
“maafkan bunda heri” batin bunda.
Sudah larut malam, namun heri tak kunjung pulang kerumah, kemanakah dia? Bundanya risau karena heri belum pulang, tak biasanya heri seperti ini.
Sementara heri asik asikan main di warung yang tak jauh dari rumahnya.
“hei broo??? Apa kabar nya nih?” tanya seseorang penuh semangat, orang tersebut  baru datang dan menghampiri  heri.
“heiii,, kurang baik sekarang brooo. Aku Headache” jawabnya tak semangat.
“janganlah kau loyo begitu herii, tak semangat aku melihatnya” rayu temannya.
“karna aku melihat muka kau parman, aku jadi tak semangat hidup”jawab heri sambil tertawa.
“ahh,, kau ini bisa saja, apa masalah kau kawan?” tanya nya.
“masalahnya cuma satu kawan, tapi kalo akibatnya jadi banyak kawan” ungkapnya.
“haaa, aku tau,, money kaan?” tebak parman. Yap. Benar sekali tebakan parman, semua orang juga tau, permasalahan sekarang itu cuma Money alias uang alias duit alias pitih.
“kau tau saja kawan” kata heri memukul pelan pundak parman.
“tak usahlah kau risau mikirin uang kau tu, lebih bagus kau ikut aku, disana kau bisa melepaskan semua amarah  kau dan kekesalan kau” ajak parman. Memang ada ya tempat seperti itu? Pikir heri.
“kemana memangnya kawan?” tanya heri bingung.
“kau ikut sajalah, pasti kau suka.” Kata parman menarik tangan heri keluar dari warung dan menuju ke motor parman, mungkin lokasinya agak jauh, jadi musti pake motor.
Selama perjalanan heri selalu bertanya kemana tetapi parman selalu bilang “kau liat sajalah nanti” perkataannya ittu membuat aku penasaran.
“tempat apa ini?”tanya heri ketika sampai di tujuan. Dilihatnya ruangan berlampu warna warni yang ada disitu. Cewek cewek yang lagi joget joget tak menentu.
“ini namanya diskotek, kau tak tau ya kawan?” jelas dan tanya parman.
“ya tidaklah, aku kan baru kali pertama kesini, mana aku taulah” jawab heri.
Parman mengajak heri lebih masuk kedalam, dan mengajak heri duduk. “bang, 2 ya??” kata parman mengangkat tangannya.
Tak lama kemudian datang seorang pelayan yang membawa dua gelas dan dua botol minuman. “minuman apa ini?” tannya heri, karena dia tidak tau.
“minum sajalah, kau tidak mau?? Ini gratisss, malam ini aku traktir kau, minum saja lah” perintah parman sambil tertawa dan memnum minumannya.
Heri mencium minuman itu terlebih dahulu, “baunya aneh” pikirnya. “ini mirtas ya?” tanyanya pelan pada parman.
“iyaa, minum sajalah! Tak mau kau ku traktir???” tanya heri sedikit kesal.
Dengan raguragu heri mulai meminum minumannya. “enak juga” pikirnya. Lama lama heri pun menikmati minumannya dan menghabiskan satu botol minumannya. “kau mau tambah? Tanya parman pada heri. “boleh, mumpung gratis” jawab heri membuka tutup matanya dan dengan nada orang mabok.
Tak terasa waktu sudah menunnjukkan pukul 23.45. parman mengajak heri pulang.
“tok tok tok, bundaaaa, bundaaaaaaaaa” heri mengetuk pintunya dan berteriak agar bunda bangun dan membukakan pintu untuknya. Heri menyandarkan tubuhnya pada pintu agar ia tidak terjatuh.
Bunda pun membua pintu rumah. Dan “bruukk” heri terjatuh, tetapi dia tertawa tawa.
“kamu kenapa heri?” tanya bunda dan mengangkat tubuh heri kedalam kamarnya. Namun pertanyaan bundanya tdak di jawabnya.
“kamu mabok ya?” tanya bunda lagi.
Tetap saja heri tidak mengindahkan pertanyaan bundanya. Bundanya pun pergi ke kamarnya lagi dan tertidur.
Sejak saat itu heri selalu pulang malam dalam keadaan mabok. Bunda telah berusaha untuk melarang heri, tetapi heri tak mendengarkan perkataan bundanya. Tapi tidak mungkin setiap malam parman mentraktir heri terus, ia hanya mentraktir heri selama 4 hari pertama, dan malam yang lainnya heri membayar sendiri, dari mana heri memperoleh uang? Dia kan tidak bekerja. Yap. Ketika bundanya kerja dia diam diam mengambil uang bundanya. “sekarang kamu menjadi preman, tidak adalagi heri yang rajin menolong bunda dan patuh sama bunda, bunda kangen heri yang dulu, yang menghabiskan waktunya untuk ngaji, bukan heri yang sekarang yang selalu mabuk mabukan dan mengambil uang bunda.” Kata bunda sambil memasak ketika heri pulang, ntah dari mana.
“ini bukan salah heri” elak heri.
“trus? Salah siapa? Slah bunda?” bunda heri malah nyolot.
“iyaa, bunda selalu gak nepatin janji” jawab heri ketus.
Bunda hanya diam, tak dapat berkata apaapa. Bunda berpikir, dan bunda pun menyadari kesalahannya.
***
Sebulan kemudian terdengar kabar bahwa paman heri yang ada di padang meninggal dunia. “innalillahi wa inna ilaihi rojiun” katanya, hanya kata itu yang di ucapkannya, tetapi tak menunjukkan rasa sedih atau prihatin, heri sama sekali tidak peduli.
“sudah mati pun paman, aku tak bisa bekerja padanya” kata kata kasar dilontarkan heri pada bundanya.
“maafkan bunda heri, tahun ajaran besok bunda akan sekolahin kamu lagi.” Kata bunda, untuk menebus rasa bersalahnya.
“bunda selalu tak menepati janji” jawab heri santai sambil menyalakan rokoknya. Bunda tak menjawab lagi, kali ini bunda akan berusaha agar menepati janji.
***
Hari ini hari terakhir pendaftaran murid baru disekolahan, namun heri belum juga di daftarkan sekolah oleh bundanya. Semua sesuai denagn perkataan heri bahwa  bunda tidak menepati janji. Tapi heri tak menanyakan sekolahnya pada bunda, dia tak peduli lagi, harapannya terlanjur sudah terkubur dalamdalam.
Perilaku heri semakin lama semakin parah, biasanya ia hanya mengambil seratus ribu uang bunda, sekarang dia tak hanya mengambil uang bunda tetapi juga uang adik perempuannya. Bundanya tidak bisa melarangnya, heri memang anak yang keras kepala. Tahun depan bunda berusaha mendaftarkan heri ke SMA plus, semoga aja heri lolos disana, karena disana siswanya pintar pintar sekali, dan siswanya tidak dibenarkan tinggal dirumah melainkan harus tinggal dsekolah, semua biayanya pun di tanggung oleh sekolah.
***
Akhirnya bunda  bisa menyekolahkan heri tahun ajaran ini, stelah mengikuti beberapa test, heri akhirnya lulus test. Dan bisa sekolah disana.
“heri gak mau sekolah disana!!” tolak heri ketika sampai dirumah.
“kenapa?” tanya bunda heran, semua orang pengen sekali sekolah disana, tapi tidak lulus test, sedangkan heri yang lulus test tdak mau sekolah.
“bunda gak bilang kalo heri harus tinggal disana” jawab heri kesal.
“bunda lupa” padahal bunda sengaja gak bilang, biar heri mau mendaftar kesana, percuma  aja dong bunda sekolahin heri tapi heri tetap mabok mabokan dirumah.
“pokoknya tidak mau” katanya dan pergi keluar rumah.
Bundanya hanya pasrah melihat kelakuan anaknya, belakangan ini bunda tak mau ambil pusing dengan kenakalan heri. Jadi heri tidak lagi diperhatikan.
***
“her, kau mau cobak gak??” tawar parman memperlihatkan sebungkus obat yang ada di tangannya.
“apaan tuh?” tanya heri dengan suara lunglai.
“kau mau tidak?? Kalau mau aku traktir” tawar parman lagi.
“ah, tidaklah, aku tak mau make obat obatan”tolak heri.
“ah,, kau ini, aku kasih yang gratis kau tak mau, mumpung gratisss,, ayolaaahhh” rayu parman.
Usaha parman ternate tak sia sia, akhirnya heri mau juga menggunakan barang HARAM itu. Karena godaan setan lebh hebat dari pada larangan malaikat yang ada di pundak kiri dan kanan heri.
Awalnya heri hanya ingin mencoba. Dari mencoba heri menjdi ketagihan, tetapi, karena harganya sangat mahal, heri tidak bisa membelinya terus menerus. Heri selalu minta jatahnya pada parman, tapi heri tak punya uang, shingga tidak diberikan parman.
“sini dulu uang kau, baru aku kasih” parman menyebutkan syarat heri bisa mendapatkan obat tersebut.
“aku tak ada uang kawan, tak kashan kah kau sama aku kawan??” mohon heri.
“bukan aku tak kasihan dengan kau, tapi kau selalu mintak sama aku, bayaarlaahhh!! Kau kira ini gratis??? Aku beli ni barang pake uang” parman menunjukkan jariarinya dan mengerak gerakkannya.
“kau tunggu disini, pinjam kunci motor kau lah” pinta heri. Sepertinya heri ingin pulang kerumah.
Yap. Benar, heri pulang kerumah. Mungkin I ngn meninta uang pada bundanya, tapi janaagan harap ia mendapatkan uang, bundanya manaa punya uang untuk membeli barang seperti tu.
“bunda, kasih uang” pinta heri seperti memalak orang.
“bunda gak ada uang” jawab bunda ketus.
Mendengar jawaban bundanya yang ketus, heri masuk dalam kamar bundanya dan mengobrak abrik lemari dan kamar bundanya.
“herii, mau apa kau??” tanya bunda menariknarik aju yang dikenakan heri agar heri menghentikan perbuatannya, namun usaha bunda hanya sia sia.
“naahhh,, iniii dia yang aku inginkan bun” kata heri mencium uang limapuluh ribuan sekitar enam lembar,  yang ditemukannya dibawah baju bundanya.
Bundanya beusaha mengambil kembali uang yang di rampas oleh heri, namun bunda kalah kuat dan kalah tinggi pada heri.
“balikin uang bunda” pinta bunda menarik narik baju heri.
“arrggghhh,, tidak bisa” bantah heri dan mendorong bunda hingga terjatuh.
Her pun tancap gas ke tempat parman berada.
Sesampainya di depan muka parman. Heri menunjukkan uang yang dibawanya kepada parman. “aku dapat uangnya, mana barangnya??” tanya heri.
“sabarlah dulu kau kawan” jawab parman mengeluarkan sebungkus obat dari saku koceknya.
Ketika lagi asik menggunakan barang tsb, tiba tiba mereka mendengaar suara yang ganjal. “iuiuiuiiuiuiuiuiuiuiui” yap, benar, suara mobil polisi. Dengan kekuatan yang masih tersisa, dan dengan kecepatan kilat parman dan heri kabur melalui jalan pintas yang ada di sana, namun syang, polisi melihat mereka dan mengejar mereka. Jaln yang dilewati parman dan heri sangatlah sempit dan kecil, mungkin bagi yang gendut tidak bisa melewati jalan pintas ini. Hhihihihi,, polisi masih tetap mengejar parman dan heri. Dan “door” sebuah tembakan diluncurkan oleh salah seorang polisi yang ada disana dan disusul oleh sebuah teriakan yang merupakan teriakan heri. “arrrrrggggghhhh”heri tidak bisa bergerak lagi dan polisi mengepung dan menangkapnya dan diseret ke kantor polisi. Sedangkan parman tidak tau bagaimana kabarnya.

END
Sesuatu yang baik pasti akan membuahkan hasil yang baik, tetapi sedikit kesalahan saja dapat membengkokkan jalan lurus yang telah dibuat.
Kekecewaan tidak seharusnya berbuah pahit, seharusnya kita bisa menyelesaikan kekecewaan yang kita rasakan dan berfikir akan ada sesuatu hal yang lebih baik untuk kita dbalik kekecewaan yang kita rasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar